Senin, 16 Oktober 2017

NLP Preposition bagian 1



“The map is not the territory”

Preposisi atau dalam bahasa indonesia bisa diartikan sebagai pola pikir adalah merupakan standar yang sangat penting dalam mempelajari NLP. Preposisi dalam NLP mencakup banyak hal khususnya hal-hal yang berhubungan dengan kondisi pikiran kita dan dunia nyata.

Salah satu Pola pikir atau preposisi dalam NLP yang paling terkenal dan juga yang paling utama adalah The map is not the territory atau bisa di artikan pikiran bukanlah kondisi yang sebenarnya. Dan preposisi ini pula memiliki hubungan erat dengan salah satu materi dasar NLP yakni Human Model of the word.

The map atau dalam NLP di maksudkan untuk menyatakan pikiran kita dianggap merupakan hanyalah gambaran dasar dan bukan merupakan kondisi yang sebenarnya. Pikiran adalah sebuah bentukan yang dibuat oleh diri kita sendiri, dengan di dasari pada berbagai faktor seperti cara berpikir, keyakinan, program berpikir. Sehingga menciptakan realitas palsu dalam pikiran. Seperti halnya ketika anda melihat peta di google yang dalam kenyataannya sangat berbeda jauh dari kenyataan. Peta hanya berfungsi mempelihatkan kondisi dasar. Tetapi tidak akan pernah bisa menyamai kondisi yang sebenarnya.

Dalam preposisi ini nampak sangat jelas bahwa keberadaan pikiran di NLP merupakan pokok permasalahan utama yang menimbulkan berbagai macam persoalan dalam hidup. Hal ini sangat sesuai dengan salah satu ayat kandungan Al-Quran yakni, “bisa jadi kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu dan bisa jadi kamu membenci sesuatu padahal dia amat baik bagimu”.

Dan dalam sebuah buku yang berjudul Tentang Manusia membahas tentang bagaimana pikiran sebenarnya menjadi biang keladi dari berbagai persoalan kehidupan manusia. Dalam buku tersebut bahkan mengatakan bahwa kenyataan itu sebenarnya hanyalah kekosongan belaka. Karena pada dasarnya manusialah yang membuat kenyataan itu sendiri bagi dirinya sendiri.

Dalam buku tersebut juga di jelaskan bahwa berbagai perasaan takut, khawatir, berpikiran buruk terhadap prilaku seseorang merupakan buatan dari pikiran itu sendiri dan pada kenyataannya akan sangat jauh berbeda dengan realitas.

Karena pikiran merupakan bentukan manusia itu sendiri terhadap dunianya. Maka bisa di simpulkan bahwa tidak ada manusia yang memiliki peta mental yang sama. Tidak ada manusia yang memiliki pola pikir yang sama persis. Bahkan termasuk saudara kembar sekalipun.

Dalam NLP menjelaskan bahwa Pikiran manusia merupakan hasil bentukan dari pengalaman yang dia alami sepanjang hidupnya. Pengalaman itu dimulai sejak masih dalam kandungan hingga ia menghembuskan nafas terakhirnya. Dan dari pengalaman-pengalaman inilah yang membentuk perilaku seseorang, sifat seseorang, kecenderungan seseorang dan sebagainya. Maka anjuran Nabi Muhammad SAW yang menyerukan untuk berkumpul dengan orang-orang beriman agar kitapun ikut beriman kepada Allah adalah benar adanya.

Dan jika Pikiran manusia itu berbeda-beda satu sama lainnya. Dan mustahil akan ada pikiran yang sama persis. Jika hanya sekadar pendapat dan kesukaan tentu saja pasti akan ada. Tapi pola pikir yang merupakan hasil bentukan pengalaman setiap pribadi tentu akan berbeda satu dengan yang lainnya.

Maka dari itu kita sebagai pembelajar NLP perlu menghargai setiap pola pikir setiap orang dan tidak memaksakan pola pikir kita sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Metode Ormond McGill

Di translate dari buku hypnosis stage ensiklopedia karya Ormond Mcgill Ini adalah metode personal saya dalam menghipnotis yang telah...